Thursday, April 5, 2018

Resensi Novel The Old Man and The Sea - Ernest Hemingway


Image result for the old man and the sea
Bagi pecinta sastra klasik tentu novel the old man and the sea merupakan salah satu novel yang perlu diperhitungkan. Novel karangan Ernest Hemingway yang memiliki halaman tak lebih dari 163 ini merupakan salah satu yang fenomenal dan telah meraih berbagai penghargaan internasional. Bagiku sendiri aku tertarik dengan buku ini ketika mendengar review dari siaran pagi VOA radio saat masih SMP dulu, dan 10 tahun kemudian baru bisa membeli dan membaca novel ini. Berikut ini gambaran singkat resensi novel the old man and the sea.

Novel the old man and the sea ini secara garis besar berkisah tentang seorang nelayan tua bernama Santiago. Santiago merupakan nelayan yang sangat berpengalaman, namun pada beberapa waktu selama delapan puluh empat hari melaut ia tidak menangkap ikan satupun. Dan menurut kepercayaan lokal disana hal seperti itu dinamakan salao, suatu bentuk ketidakberuntungan. Saat melaut ia biasanya dibantu oleh seorang anak kecil bernama Manolin. Namun sebab ketidakberuntungan tersebut Manolin dilarang oleh orangtuanya untuk melaut bersama Santiago, meskipun sebenarnya ia sangat ingin ikut bersama Santiago.

Pada hari ke delapan puluh lima Santiago pergi melaut sendiri dengan sampan kecilnya meskipun dengan keadaan yang menyedihkan. Mencoba lagi masihkah ada keberuntungan yang bisa ia dapat di lautan. Ia mendayung sendirian mengikuti arah angin membawa layar sampannya. Setelah daratan tak terlihat lagi olehnya maka dicobanya ia mengumpankan kailnya siapa tahu ada ikan yang memakannya. Butuh waktu yang sangat lama hingga akhirnya ada sebuah ikan Albacore yang ia tangkap kemudian ia jadikan umpan. Dan puncaknya adalah ketika kail yang diberi umpan ikan Albacore itu dimakan oleh ikan yang sangat besar. Ikan Marlin yang berukuran lebih besar dari sampannya.

Santiago tak mengetahui ikan apa yang memakannya itu. Dan iapun tak mungkin menarik tali kailnya yang pada beberapa kesempatan nyaris putus karena menahan tarikan dari sang ikan yang menyeret santiago bersama sampannya sangat jauh selama dua hari. Dan disinilah perjuangan Santiago dimulai untuk menangkapan keberuntungannya itu. Dengan sabar ia  menahan tali kailnya, dihari ketika sang ikan sudah mulai lelah saat ikan itu mendekat ke sampan di tombaklah ia oleh Santiago.

Perjuangan Santiago tak berhenti disitu, saat ia hendak membawa ikan Marlin tersebut ke daratan, dalam perjalan panjang itu, datang silih berganti berbagai ikan hiu yang hendak memakan hasil tangkapannya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan hasil tangkapannya tersebut, namun sedikit demi sedikit bagian dari ikan marlin tersebut telah dimakan oleh ikan hiu yang datang silih berganti. Dan saat malam ketika hampir sampai di daratan sudah tidak ada lagi yang tersisa dari ikan marlin tersebut. Tinggalah tulang dan bagian yang masih terkait ke sampannya. Sesampainya di daratan santiago langsung menuju ke gubuk kecilnya dan disana ia berjumpa lagi dengan Manolin. Di pagi harinya penduduk sekitar melihat dan mendatangi sampan milik santiago setelah berhari hari mengira Santiago telah hilang saat melaut. Mereka menemukan sisa ikan marlin itu hanya beberapa kaki saja yang tersisa, mereka tak mengetahui bahwa santiago sebenarnya menangkap ikan yang sangat besar.

Cerita novel the old man and the sea ini memang terlihat sederhana. Mulanya aku berekspektasi macam-macam, sebab dari embel-embel penghargaan bergengsi itu tadi. Setelah kubaca semuanya jujur terasa sangat membosan karena alur cerita yang datar banget (sebab terbiasa melahap novel dramatis dan fantasi). Aku kepikiran bagaimana mungkin cerita seperti ini bisa mendapatkan penghargaan luar biasa dan bisa awet sampai sekarang ?

Akhirnya kucari beberapa review maupun resensi dari novel ini. Dari informasi di situs review tersebut banyak yang menyarankan untuk membaca ulang novel ini dan jangan terburu buru saat membacanya. Banyak juga pembaca yang mengalami hal serupa denganku. Setelah melakukan saran itu aku mulai menangkap makna cerita dari Novel ini. Cerita tentang konflik diri, kegigihan, kesabaran, perjuangan dan keikhlasan. Yang menarik dari novel ini bagiku adalah bahwa penulisnya tidak menggambarkan ataupun mengungkapkan secara pasti bagaimana perasaan ataupun emosi yang dirasakan Santiago. Pembaca harus berusaha mencerna monolog-monolog yang Santiago lakukan untuk memahami apa yang sebenarnya ia rasakan tentang konflik diri dan kesepian yang ia rasakan.

Demikianlah resensi singkat novel The old man and the sea ini, semoga saja bisa menjadi bahan referensi apakah akan mengkoleksinya atau tidak.

Wednesday, April 19, 2017

Menyikapi Quarter Life Crisis

Saat ini usiaku sudah 26 tahun. Usia yang tak bisa diangap main main lagi. Ada yang bilang pada usia ini seseorang akan mengalami yang namanya life crisis age. Begitu banyak pertanyaan akan kehidupan masa depan serta pertanyaan tentang keputusan keputusan di masa silam. Ya, memang benar pada usiaku antara 25-26 kini begitu banyak sekali pertanyaan yang menghampiri terkait dengan masa depan. Hal yang menjadi penyebab situasi diri yang aneh ini tidak lain adalah melihat pencapaian diri dibandingkan dengan teman teman seumur. Si A sudah menikah dan punya anak lucu, Si B sudah jadi karyawan tetap di perusahaan besar, Si C udah jadi Bos dan bisa ke luar negeri, dan masih banyak lainnya.

Saat ini kumasih di semester 8 , dalam tahap menyelesaikan Tugas Akhir kuliah. Masih berkutat dengan diktat kuliah, konsul dan revisi. Sedangkan kawan kawanku sudah banyak yang menikah, memiliki anak, membangun keluarga. Memang banyak dari kawanku mulai dari SD - SMK dulu yang hanya sampai menuntaskan pendidikannya di tingkat SMA saja. Setelahnya memilih untuk bekerja dan menikah beberapa tahun kemudian, sebab memang memerlukan banyak biaya untuk kuliah.

Kalau aku dulu memang semasa SMK memang sudah ingin kuliah, meskipun saat itu tak ada biaya untuk kesana. Sehingga Aku bekerja hampir 3,5 tahun untuk mencari biaya kuliah ini. Tak ayal, ketika beberapa temanku yang kuliah sehabis SMK akan lulus, Aku justru baru mau masuk Kuliah. Memulai perjalanan sebagai pelajar dari awal lagi, yang sebelumnya terbiasa dengan aktifitas bekerja. 

Saat ini beberapa teman seumuran sudah memiliki pekerjaan yang mungkin bisa dikatakan bisa jadi tumpuan hidup berkeluarga. Ada yang jadi PNS, Karyawan swasta ataupun berwirausaha. Meskipun ada pula yang masih penganguran setelah di PHK dari tempatnya bekerja. Ya jika melihat itu semua kadang terpikir olehku, seperti ada pertanyaan " apakah keputusanku di masa lalu untuk kuliah ini sudah tepat ? "

Namun, segera pertanyaan itu kujawab dangan tegas dan kutepis mentah mentah. Tentu saja aku tak menyesali akan keputusanku untuk kuliah ini, sebab ketika kuliah inilah wawasanku terbuka lebar, aku jadi tau apa yang benar benar ku sukai (passion) dan bisa belajar sesuatu yang dulu ku benci ternyata sekarang begitu kusukai. Dan tentunya kudapati keluarga dan sahabat baru saat masa kuliah ini.

Terlepas dari naik turun kondisi diri dengan semua pertanyaan itu tadi. Aku percaya bahwa kondisi saat ini bukan sesuatu yang kebetulan, sudah pasti Allah SWT memiliki suatu rencana pasti diatas apa yang kurencanakan sendiri. Biarlah rasa ketidakpastian diri semasa life crisis age ini menjadi penyemangat bagiku untuk terus bergerak dan mengusahakan yang terbaik dalam mewujudkan mimpi.

Adapun mimpiku  yang selalu terngiang dalam benak adalah Kota New York, The big apple. Sungguh aku ingin sekali merasakan atmosfer kota ini, bagaimana tinggal dan melihat liberty statue yang berdiri megah di kota ini. Itulah salah satu mimpi besarku. Need a much efford to make it happen, and hope it will be come true. Dan memang setiap orang sudah punya jalan masing masing. Akan ada episode bagi tiap diri, sebab seseorang punya zona nya sendiri. Jadi mungkin sikap terbaik untuk melewati masa masa ini ialah dengan menikmati setiap dinamikanya, entah kecemasan ataupun rasa ketidakpastian yang meliput diri dengan langkah pasti. Bagaimanapun hasilnya, just do my best for it.

Tuesday, April 4, 2017

Resensi Balada Sungai Musi - Marga T




Membaca Novel klasik memang seringkali terasa mengasikkan. Beberapa hari lalu, kudapati sebuah buku dengan judul begitu menarik, tak pikir panjang langsung kupinjamlah buku tersebut dari Perpusda Jogja. Novel tersebut berjudul Balada Sungai Musi, karangan dari Marga T. Nama yang tak asing, namun belum pernah kubaca satupun karyanya. Dari pengantar buku, kudapati bahwa ini adalah debut karya pertamanya yang terbit pada tahun 1964. Berikut ini adalah sedikit gambaran umum ataupun sedikit resensi dari buku tersebut.

Dari judulnya sudah dapat ditebak dimana asal mula kisah ini berasal. Sungai Musi, ya sungai yang identik dengan Palembang, Sumatra Selatan. Sebelumnya perlu diketahui jika pada buku ini tersapat dua bagian, yang pertama bercerita kala sebelum kemerdekaan. Sedang yang kedua sesudah kemerdekaan. Pada bagian pertama lebih banyak memperkenalkan tokoh-tokoh dari novel ini serta gambaran peristiwa yang menjadi pokok dari bagian kedua.

Cerita ini dimulai dengan kisah dari sebuah keluarga saudagar kaya di Palembang bernama Basarudin beserta istri dan tiga orang anaknya. Ia adalah saudagar karet, memiliki toko kelontong besar dan sawah ternah yang banyak. Pak Basarudin disifatkan baik hati dan sangat dermawan. Ia tinggal bersama Istri (Mak Mike) dan anak bungsu perempuannya (Mike). Anak Sulungnya (Zainal) kuliah Kehakiman di Jakarta, sedangkan anak keduanya (Feisal) masih SMA di Medan. Meskipun serba berkecukupan ia tetap hidup sederhana. Malahan hasil usahanya banyak ia gunakan untuk membantu keuangan para pejuang kemerdekaan secara diam diam.

Keluarga ini begitu bahagia awalnya, hingga suatu hari datanglah seorang Indo bernama Karel menemui Pak Basarudin. Dari pertemuan itu terjalinlah persahabatan antara keduanya. Makin hari makin dekat, tanpa ada curiga sedikitpun oleh Pak Basarudin. Setelah tahun berganti, ketika keponakannya yang seorang pejuang datang menginap dirumahnya, terdengarlah kabar dari Engku Aziz(sahabat karib Pak Basarudin) bahwa para tantara belanda sedang menuju ke rumahnya. Padahal tak seorangpun tahu akan keponakannya yang seorang pejuang tersebut, terkecuali si Indo yang ia anggap sebagai sahabatnya itu. Ternyata Indo tersebut menghianatinya.

Dan singkatnya, meskipun telah bersembunyi di tempat yang kiranya aman, tertangkap pulalah kemenakannya tersebut. Pak Basarudin pun secara berani mengakui perbuatannya tersebut, meskipun ia tahu resiko hal tersebut bagi keluarganya. Alhasil mereka (Pak Basarudin, Mak Mike,Mike dan si Ponakan) ditangkap dan beberapa minggu kemudian dihukum mati. Selanjutnya dikisahkan kehidupan Feisal di Medan serta perjuangannya menjadi bagian dari gerakan bawah tanah para pelajar dimana pada suatu ketika ia mengalami luka di tungkainya dan harus diamputasi. Lalu kisah Zainal yang kuliah di Jakarta.

Pada bagian kedua, cerita dimulai sejak 1948 serta lebih banyak berkisah mengenai kehidupan Feisal selam kuliah Kedokteran di Jakarta (Paksaan dari Abangnya) serta perjuangannya menaklukkan diri sendiri sebab dari cacat kakinya. Tak lupa pula mengenai romansa percintaan yang mengambang antara ia dengan seorang mojang Bandung bernama Vivi. Yang dijumpainya ketika pemakaman Kakaknya (Zainal) yang tewas saat bertugas sebagai tantara di daerah selatan Bandung.

Feisal mencintai Vivi, begitupun sebaliknya. Namun keduanya sama – sama tidak mau mengungkapkan perasaanya. Feisal malu dengan cacat kakinya dan takut ditolak, sedang Vivi malu jua sebagai seorang wanita. Kisah cintanya hanya dikisahkan melalui surat menyurat dan perasaan baper saja. Dan bagian ini yang sungguh banyak mengambil porsi dalam ceritanya. Dan secara pribadi, bagiku terasa begitu konyol dan kurang mengena. Di bagian terakhir, Feisal telah menjadi dokter mereka berdua akhirnya menikah dan dikaruniai dua orang anak. Ia telah berhasil mengalahkan ketakutan dirinya sendiri.

Pesan dari Novel ini secara umum ialah mengajak pembacanya bahwa meskipun pernah jatuh, maka yang perlu dilakukan adalah bangkit dan menghadapi kepahitan itu tadi. Keseluruhan novel ini cukup menghibur sebab menggunakan gaya bahasa tempo dulu yang lincah dan asik meskipun alur ceritanya masih kurang nendang terutama perbedaan topik antara Bagian satu dengan dua yang seperti tidak nyambung. Namun tetap sungguh apresiasi besar bagi penulisnya yang telah mewarnai khasanah sastra Indonesia pada tahun 60an ini.

Monday, December 5, 2016

Trip Ke Garut


Beberapa hari yang lalu, aku bersama teman-teman kuliahku mengadakan kunjungan lapangan di daerah Garut selatan. Kami berangkat dari Jogja pada sabtu siang,26 november 2016. Dengan menggunakan motor, tentu ini akan menjadi perjalanan yang amat melelahkan. Singkat cerita kami baru sampai di kota tasik jam 9 malam. sehingga kami sudah menempuh waktu perjalanan 12 jam, rasanya sudah tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan ke kota garut yang masih memerlukan waktu sekitar 2 jam. Jadi malam itu kami memutuskan untuk menginap di Tasik saja. Lantas menginap dimana ? Padahal kami tidak memiliki budget anggaran untuk menyewa hotel/pun penginapan. Alhasil jam 10 malam kami dapati sebuah masjid yang lokasinya cukup strategis di samping jalan utama tasik-garut. Saat itu masjid itu sudah sepi dan tertutup. Namun yang tak disangka ternyata masjid itu tak dikunci, sehingga kami memutuskan untuk mencoba meminta izin ke takmir masjid untuk menginap, dan alhamdulillah kami di izinkan meskipun harus menunggu dan meminta izin ke beberapa orang di sekitar masjid itu. Malam itu kami tidur disana, untuk sesaat cukuplah untuk meredakan pegal-pegal perjalanan meski kami tidur seadanya dan tak sampai 5 jam. 

Pukul 3.30 takmir masjid sudah datang untuk membersihkan lantai masjid jadi mau tak mau kamipun terbangun. Aku dan beberapa teman langsung ambil wudhu untuk melaksanakan sholat sunnah, sedangkan temanku yang beragama nasrani menunggu di luar masjid. Waktu sholat subuhpun menjelang dan kami melaksanakan sholat subuh berjamaah. setelah usai, satu demi satu jamaah pergi meninggalkan masjid. Kami berenampun juga ingin sekalian berangkat pagi itu juga. Kami segera mengambil ransel kami yang kami taruh di sudut dekat pintu keluar masjid dan menemui takmir masjid untuk mengambil KTP ku yang dibawanya sekaligus untuk berpamitan. 

Kamipun mengobrol sejenak dengan Bapak takmir tersebut, beberapa saat kemudian muncul seorang bapak-bapak berusia sekitaran 45 tahunan datang mendekati kami yang masih berbicara dengan takmir. Orang itu memakai jaket kulit berwarna coklat dengan potongan rambut ikal pendek serta berlogat sunda. Dengan gaya bicara yang begitu bersahabat bapak itu menanyai kami beberapa hal, kami menjawab sebenarnya saja terkait dengan rencana kami ke garut selatan. Alhasil bapak itupun meminta kontak kami dan ia memperkenalkan namanya beserta berbicara banyak hal sesaat. setelah itu kami semua keluar dari masjid bersama bapak takmir dan bapak itu tadi. Salah satu dari kami (Rudi) dipanggil bapak berjaket itu tadi. sedangkan aku berbicara dengan bapak takmir. Bapak takmir memberitahuku bahwa orang tadi itu adalah walikota tasik sekaligus pemilik moda transport bus budiman. jujur aku agak terheran sesaat, masa ia bapak itu walikota? kemudian rudi datang setelah bicara dengan Bapak itu tadi. Terdengar mobil dinyalakan dan berajak pergi ke arah kota tasik, sebuah mobil Honda Crv bewarna hitam. Dan rudi memberitahu bahwa ia diberi bapak itu tadi uang 500.000 untuk kami, buset dah.

Alhamdulillah semoga kebaikan bapak itu dibalas berlipat kali oleh Allah SWT. meskipun pertemuan kami hanya beberapa saat saja namun seJujurnya aku terkesan sekali dengan Bapak itu, bagaimana ia bertutur, bagaimana ia menjalin hubungan dengan orang lain dan kedermawanan beliau. Yang membuatku paling heran adalah bagaimana ia mempercayai orang lain, padahal kami bukan siapa-siapanya dan baru tau hanya beberapa saat saja. Entahlah, tapi Ingin kali rasanya kelak bisa seperti beliau. Ya berkah subuh hari yang tak disangka. Dari kejadian singkat itu aku berpikir kembali bahwa masih banyak orang baik disekitar, kadang pikiran sendiri inilah yang selalu berprasangka yang tidak - tidak terhadap orang lain, sudah seharusnya aku memperbaiki diriku ini. Dan semoga kelak aku bisa berderma seperti Bapak Budiman itu tadi.

Pukul 4.30 kami melanjutkan perjalanan menuju ke kota garut ...

Saturday, October 29, 2016

Walking to The Sunset

Yang tercinta Bapak & Ibuk disana,

Pak Buk bagaimanakah kabar ? sudah teramat lama diri ini tiada bersua dengan kalian berdua. bagaimanakah keadaan disana ? Banyu harap kebahagiaan dan kedamaian selalu tercurahkan kalian. kalau aku sendiri baik - baik saja disini.

Ketika kutulis surat ini aku sedang berada di Jogja, Kota yang dahulu pernah Bapak & ibu ceritakan kepadaku. Kini aku sudah berada di kota itu, untuk memujudkan apa yang dahulu kalian pesankan. Saat ini Banyu kuliah dan sudah menginjak semester akhir. sungguh Banyu tak pernah mengira bisa benar - benar berada di kota ini. namun kenyataannya demikaianlah. Banyu benar-benar bisa kuliah. Entahlah beberapa hari ini aku selalu bermimpi bertemu dengan Bapak dan Ibuk. Mimpi - mimpi itu membangkitkan kenangan - kenangan saat masih bersama dahulu.

Untuk Bapak aku masih teringat akan banyak hal yang dahulu pernah terlewati selama kita sekeluarga masih utuh. Aku masih teringat kala aku masih berumur 6 tahun suatu malam sebelum tidur Bapak menceritakanku tentang pengalaman bapak saat berada di Jogja, tentang eloknya kota itu yang penuh dengan muda mudi intelek. Cerita yang melambungkan harapanku kala itu dan malam itupun Bapak bilang ingin membelikan Banyu sebuah sepeda untuk bisa digunakan untuk ke sekolah. Tentulah Banyu sangat senang dan esoknya kita sekeluarga ke pasar.

Saat di pasar Bapak langsung menuju toko sepeda, sedang aku dan Ibuk menunggu di luar toko. Bapak terlihat bersemangat saat masuk ke toko tersebut. Dari luar kulihat Bapak sepertinya berusaha untuk tawar - menawar dengan pemilik toko. Dan ternyata uangnya tidak mencukupi. Muka Bapak kala itu merasa bersalah ketika harus mengatakan bahwa "kita batal beli sepeda Nyu, uang Bapak kurang". Kala itu Banyu sangat sedih, namun Bapak segera mengalihkan perhatianku dengan mengajakku untuk jalan-jalan ke alun-alun kota yang tak jauh dari pasar dan membelikanku berbagai makanan yang kusuka. Banyu tak pernah lupa itu. karena tak lama sesudah hari itu Bapak harus berpulang kepada Allah SWT.

Semenjak Bapak tiada Ibuklah yang menjadi pahlawan bagiku, banyak sekali pengorbanan yang telah ibuk lakukan dan Banyu tak dapat menghitungnya satu demi satu. Namun ada beberapa moment yang Banyu tak akan pernah lupa, seperti ketika Ibuk harus bersepeda sejauh 10 km untuk menjemput raporku, lalu bagaimana susah payah berjuang kesana - kemari mencukupkan keperluan sekolah Banyu. Banyu hanya mengamati saja selama itu dan hanya bisa belajar saja untuk membalas upaya besar tersbut. Banyu hanya sedih saja, begitu besarnya pengorbanan Ibuk untuk bisa menjadikan Banyu seperti saat ini. Banyu masih ingat apa yang kutekatkan dahulu dan berjanji bahwa kerja keras Ibuk tak akan Banyu kecewakan. Serta berjanji bahwa nanti jikalau sudah berpenghasilan sendiri maka Ibuk tak perlu bekerja di sawah lagi. Namun apalah daya, setelah lulus SMA Ibuk juga menyusul Bapak kehadapan Tuhan. Belum sempatlah Banyu membalas segala kebaikan dan jasa yang Ibuk lakukan untuk Banyu, disitulah kadang Banyu merasakan kesedihan jikalau mengingat semua itu. namun dari itu pula Banyu mendapatkan kekuatan untuk bergerak mengejar cita-cita yang Bapak dan Ibuk harapkan kepadaku. 

Kini sudah terhitung empat tahun Ibuk telah pergi dan kini di kota ini aku masih berupaya untuk mewujudkan cita-cita itu. Aku akan terus berupaya sebagaimana kubisa, naik dan turun jalan telah kulalui, namun ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan apa yang telah kalian lewati. Biarlah jarak antara ruang dan waktu tak terbatas ini memisahkan kita, namun semangat dan harapan dahulu itu takkan pernah padam.

Dari Bungsumu yang tak pernah dirumah, yang hanya ingin terus berjalan menuju matahari di ufuk senja sana.

Monday, October 24, 2016

Pengalaman Menjadi BPH di HMTG "BUMI"

Rapat Terakhir BPH 2015/2016 HMTG"BUMI"

Selamat malam semuanya, cukup lama rasanya tidak menulis konten di blog ini. Malam ini sepertinya bagus untuk sharing pengalaman selama berorganisasi di HMTG"BUMI". Kadang kangen kalo ingat suasana kerja jadi pengurus BPH (Badan Pengurus Harian). Capek ia, tapi pengalamannya tak ternilai harganya. 

Aku baru masuk menjadi pengurus himpunan pada tingkat tiga. Telat kah ? mungkin ia mungkin juga tidak. Ia karena biasanya mahasiswa yang ngebet berorganisasi itu diawal-awal masuk sudah lengket ke senior. Kubilang tidak ya karena memang pada tingkat itulah aku merasa sudah siap dan enjoy untuk nyoba menyelami himpunan di jurusan ini. Pengen tau gimana daleman ni himpunan yang selama ini hanya katanya, katanya dan katanya, intinya negatif. Dan kebetulan akupun ditawari sama KABUM "Ketua BUMI" untuk membantu ia dalam kabinetnya. Ya jadi aku langsung masuk aja ke BPH tanpa ikut seleksi ini itu. 

Di BPH HMTG"BUMI" kepengurusan 2015/2016 aku masuk di divisi IBMO (Informasi, Bulletin dan Media Online). Yang beranggotakan Anggi, Aku (2013), Steven, Johan dan Aziz (2014). Masing - masing punya spesialisasi tertentu. Anggi ialah ketua divisi sekaligus Admin medsos, steven bagian majalah dinding, Johan bagian design sama website, Aziz bagian kompetisi media, Aku sendiri sebagai ketua redaksi dari majalah himpunan "ROTASI BUMI" yang ada di bawah naungan div.IBMO. Jadi job utamaku adalah membuat majalah yang nantinya akan diterbitkan pada ulang tahun HM. Memang itu yang tertera di jobdesk, namun prakteknya akan beda dari skema. Kadang kita harus rela untuk ngerjain job temen sebab ada ini dan itu ataupun apalah. Namun yang paling sering adalah alasan SIBUK.

Nah disitulah tantangannya, jadi harus mau mencoba keluar dari pakem kalo jobdesk ini ya harus ini gak mau melakukan yang lain. Bagus memang kalau mau menjunjung profesionalisme kerja. namun kalau keadaan ngga memungkinkan malah nanti bila ada satu bagian yang bermasalah imbasnya ke divisi. Jadi ego harus ditekan kalau udah begini. Namun banyak untungnya juga dengan kerja lintas jobdesk, kita jadi belajar banyak hal dan tantangan baru. 

Pada awal kepengurusan semua anggota terlihat bersemangat dan antusias namun setelah minggu dan bulan berganti, arus pasang surutnya mulai nampak menjangkiti anggota divisiku dan divisi lain BPH. Ada yang ninggalin job berbulan bulan yang terpaksa di take over teman lain ada yang moodnya naik turun jalanin job bahkan ada yang dengan terang terangan menyepelekan tanggung jawab yang sudah disanggupinya. Padahal kalau ingat, dulu saat pelantikan diadakan sumpah untuk mengemban amanah jabatan, tapi demikian realitasnya. Ini bukanlah masalah di HMTG "BUMI'' saja, masalah semacam ini adalah ciri khas dari kebanyakan organisasi yang anggotanya kebanyakan mahasiswa. Yang landasannya hanyalah komitmen dan dedikasi diri kepada organisasi. Bukan uang ataupun kenyamanan.

Selama hampir setahun di"BUMI" aku benar benar belajar banyak hal. Mulai dari menyusun naskah artikel ilmiah yang tak semudah menulis cerita fiksi serta opini, belajar jadi jurnalis yang harus nyari informasi kesana kemari dan harus selalu siap disetiap acara, lalu bagaimana menggunakan kamera DSLR yang sebelumnya tak pernah memegang sekalipun, belajar design grafis dan layout untuk membuat majalah dan berbagai macam spanduk dan poster yang setiap projek pengerjaannya bisa berhari-hari, menyusun strategi dan menejemen medsos yang uptodate dan informatif , bahkan sampai belajar marketing untuk menjual rompi saat kegiatan ulang tahun himpunan. Dan yang terpenting adalah belajar untuk bertangung jawab atas komitmen, kerja sama, manajemen waktu serta manajemen stress. Stress ??? Ya, pake banget.

Hal yang paling berkesan bagiku selama menjadi pengurus BPH "BUMI" adalah saat ulang tahun himpunan (GempaBUMI 2016). Itulah puncak dari semua kegiatan HM yang mana merupakan parameter kesuksesan dari kepengurusan, jadi harus benar-benar total. Acaranya hampir satu bulan, inilah peak point dari tingkat kestressan pengurus BPH terutama tim inti Acara GempaBumi yang tak lain adalah anggota BPH sendiri, termasuk diriku yang sudah seperti orang percetakan saja. Hampir tiap hari design berbagai macam hal dan sorenya ke percetakan dan berulang seperti itu. Sumpah ini kegiatan menguras pikiran dan tenaga sangat dan amat. Disini jobdesk diabaikan, pokoknya yang bisa dan mau berkomitmen boleh tampil. Sebab banyak panitia yang membelot dan ada masalah fundamental yang tak memungkinkan dibuat acara seperti yang sudah direncanakan sebelumnya. yakni minim dana. we are so fucking crazy about it. namun syukurlah acaranya masih bisa berjalan dengan cukup baik meski dengan keterbatasan dana. Jujur suka duka bersama HM selama setahun itu memberikan ilmu dan pengalaman yang luar biasa dan sangat berkesan.

Jadi bener, rugi banget kalau kamu kuliah tapi ngga ikut berorganisasi. sebab di organisasi kamu akan dapat ilmu serta pengalaman yang ngga kamu dapatkan di kelas. beneran. Kalo alasan akademik yang jadi dalih, banyak lo temen - temen di Himpunan yang berprestasi, nilai mereka malahan diatas rata-rata. Kalau menurutmu kurang nyaman dengan organisasi di dalam kampus kamu bisa coba organisasi di luar yang banyak pula jumlahnya. Jadi jangan ragu untuk berorganisasi kawan, terutama teman teman JABIGER HMTG"BUMI" dan adik adik penerus himpunan di Teknik Geologi STTNAS. 

Salam BUMI !
*Note: Ini nih kalau kamu pengen baca majalah Rotasi Bumi volume 3 di kepengurusan kami https://joom.ag/Fi8Q

Saturday, September 3, 2016

Sedikit Cerita KL 2 Bayat 2016

Malam sebelum Balik KL (Rowo Jombor)

Klik link untuk memutar Musik Latar (Tulus-Monokrom)

Setelah berjuang selama lima belas hari untuk menakklukkan perbukitan Jiwo dan Pegunungan Selatan, tiba pulalah pada penghujung cerita. Hari Jumat pagi (3/9/2016) menjadi hari yang kiranya begitu Sentimental, KL 2 Bayat telah usai dan kami akan bersiap kembali ke kota Jogja lagi. Ku yakin banyak diantara teman-teman peserta KL 2 pagi itu yang masih memutar video kenangan di memori masing - masing. Ya pagi ini memang menjadi akhir sudah. Masihlah tergambar dengan jelas kemarin hari, saat menghadapi pendadaran. Wajah - wajah tegang,panik,takut atau semacamnya terlihat disana sini. Kini mereka semua telah membawa ransel dan koper masing-masing bersiap untuk menaiki bus penjemputan. Wajah - wajah lelah berlukis kerinduan tersirat di mana-mana. Ya, KL 2 benar-benar sudah usai.

Teringat, Sore kemarin hari sehabis pendadaran diadakan lomba sepak bola untuk peserta putra dan lomba Volly untuk peserta Putri. Suasana begitu santai dan riuh disana sini. Aku yang duduk santai di teras pintu gerbang selatan SD krakitan melihat banyak wajah sumringah sore itu, ada yang sedang berkejar-kejaran mengejar bola sepak, ada yang heboh menjadi suporter tim, ada pula rombongan cewek yang tak mau kalah gila - gilaan main volly dan beberapa pula yang bercengkerama di warung pojok selatan untuk sekedar bertegur sapa dengan sesama yang lainnya ataupun menikmati minuman segar. 

Jam telah menunjukkan pukul 5 sore, aku bersama beberapa kawan dekat pergi ke Rowo jombor untuk menikmati sunset sore di sana. Ada Wandi, Haidir, Gerry, Rian ,Sigit dan Welly. Meskipun datang disaat matahari tinggal beberapa menit saja akan tenggelam namun sore itu menjadi sore yang berarti untuk berkenang dalam rangkaian KL ini. Cukup lama kami mengambil beberapa foto untuk dokumentasi. Dari spot perahu kayu kemudian berpindah cukup jauh di jembatan bambu di tengah Rowo. Disana kami berjumpa dengan Puji,Bili dan Galih. Ya, meskipun dalam keseharian kuliah kita terpisah dengan kesibukan masing-masing. Setidaknya beberapa foto bisa menjadi kenangan yang menyatukan kami semua agar kelak menjadi buah tutur yang tak terlupakan. Magrib hari itu begitu memang begitu indah. 

Tak berakhir di situ, pukul 19.30 sesudah makan malam dengan menu yang super banyak. Acara dilanjutkan dengan penampilan dari masing-masing barak dalam berkesenian. Yang lucu adalah penampilan dari barak 1, mereka menampilkan tari kecak dengan john (12) sebagai leak nya, sumpah itu perform paling kocak dari kesemua barak. Barak 2 menampilkan choir dan goyang itik yang di pandu oleh acing dan hasta yang vulgar . Barak putri menampilkan tarian yang aku sendiri tak paham apa maksudnya, namun menghibur bagi para peserta Putra. Dan barak ku sendiri (barak 3) menampilkan perform lagu yang dikomandoi haidir yang pandai menyampaikan kata-kata persuasif untuk menutup perform malam itu dan terlebih menutupi kekurangan perform dari barak kami. Dan benar, kata-kata dari haidir ini seperti membawa mantra ajaib sebab setelah kata-kata itu diucapkan, teman-teman dalam ruangan kulihat lebih menghayati bahwa perform malam ini bukanlah ajang untuk berkompetisi melainkan malam untuk merayakan dan menikmati moment kebersamaan yang kedepan memang tak akan terulang kembali. Semua audience menikmati perform dari barak kami yang tampil seadanya dan sepertinya menjadi perform penutup yang bermakna. 

Setelah itu acara dilanjutkan dengan pembacaan ranking nilai teratas peserta KL 2 tahun ini. Syukurlah saudaraku (Wandi) masuk 5 besar, ia berada di ranking 5. Ia kurasa memang layak menerima penghargaan itu. Aku tahu, ia telah berusaha keras untuk itu. Sedang aku sendiri berdasarkan penghitungan nilai berada di urutan 9, turun 4 grade dari KL 1 yang ada di peringkat 5. Ya, pelajaran yang berarti bagiku. Bahwa orang lain terus memacu dirinya untuk berproses. Jangan lengah dengan prestasi maupun kemampuan yang dimiliki saat ini. banyak hal yang bisa ditingkatkan.harus berlari lebih kencang lagi.

Terima kasih semuanya, kenangan KL 2 ini tak akan pernah kulupakan. Dan semoga kita semua sukses dengan impian dan cita-cita masing masing. Terkhusus buat teman-teman yang selalu ada disekitar saat acara KL 2 ini (Haidir, Wandi, Sigit, Gerry, Rian dan Hamzah) semoga ini bukan menjadi saat terakhir kita untuk bersama. meskipun jalan kedepan memang menjadi tumpuan diri sendiri, entah Seminar, KKN, ataupun Tugas akhir. Semoga silaturahim tetap terjaga agar ikatan ini tak pudar termakan oleh waktu.

Aku akan selalu merindukan moment ini kawan. Dan aku yakin kalian semua akan jadi orang besar di kemudian hari.

Monday, August 8, 2016

Resensi Roman Bumi Manusia - Pramoedya Ananta Toer


Buku ini merupakan buku pertama dalam Tetralogi Roman yang dibuat saat Pram berada di pengasingan (Pulau Buru). Buku yang selesai dibuat pada 1975 ini merupakan salah satu karya terbaiknya yang begitu melegenda. Berisi sekitar 545 halaman, buku ini menyajikan bumbu-bumbu pengalaman historis,roman,humanisme serta keadilan yang begitu menarik dan memikat untuk dibaca. 

Adapun Kisah di dalamnya adalah tentang perjalanan hidup seorang Anak Bupati dari sebuah kabupaten di Jawa Timur (B/Bojonegoro), seorang pelajar tingkat akhir H.B.S. Surabaya (setingkat SMA) bernama Raden Mas Minke. Mengambil sudut pandang orang pertama (Minke) pada kisaran tahun 1900an pada zaman kolonial hindia belanda. Kisahnya demikian:

Minke merupakan pelajar tahun terakhir di H.B.S. Surabaya. Ia memiliki seorang teman sekolah (belanda) bernama Robert suurhoof. Suatu hari ia diajak olehnya untuk berkunjung kesebuah rumah yang menurut cerita desas desus merupakan tempat tinggal seorang Nyai (Simpanan Orang belanda) yang terkenal angker. nyai itu memiliki anak yang begitu cantik. Dan Robert menantang minke untuk bertaruh mendapatkan gadis anak nyai itu. Sebenarnya minke agak segan untuk datang namun karena ini tantangan, tak ada salahnya untuk dicoba. Minke tahu sebenarnya ia hanya akan dikerjai robert namun kiranya tak apa dengan reputasinya sebagai playboy.

Pada hari yang telah ditentukan datanglah mereka ke rumah nyai tersebut. Dari sinilah semua kisah dari buku ini dimulai. Di Rumah itu tinggallah Seorang Nyai bernama sanikem (Nyai Ontosoroh) istri tidak syah dari Herman Mallema (orang belanda), Annelies mallema, dan robert mallema serta seorang asisten dari Nyai ontosoroh bernama Darman. 

Nyai Ontosoroh dalam buku ini digambarkan sebagai seorang wanita pribumi yang begitu berani, tangguh,pekerja keras dan berpendidikan (meskipun ia tak pernah sekolah). Berbeda dari nyai - nyai pada umunya yang selalu di cap negatif. Ia adalah pimpinan dari perusahaan milik Herman Mallema. Yang sejak lima tahun terakhir mengalami gangguan jiwa, sehingga segala urusan perusahaan milik belanda itu dikelola olehnya bersama putri nya (annelies). Dibalik sikapnya yang luar biasa tersebut, Wanita tersebut menyimpan pesakitan (batin) luar biasa akibat masa lalunya. Ia begitu dendam dan benci dengan keluarganya karena menjualnya ke Herman mallema saat ia masih gadis. Dan ia sangat Anti dengan Belanda. 

Dari hubungan yang tidak syah antara Herman Mallema dan Sanikem tersebut lahirlah 2 anak Indo (Robert mallema & Annelies mallema). Robert adalah anak pertama dimana ia begitu bangga menjadi belanda dan membenci pribumi (meski dalam darahnya mengalir dalah pribumi) sedang annelies malah ingin jadi pribumi seperti ibunya. Kisah robert dalam buku ini tak begitu banyak disinggung, sedangkan Annelies gadis yang begitu cantik parasnya ( menyerupai ratu belanda yang baru dilantik ) ini adalah seorang gadis manja namun pandai bekerja yang kesepian dan merindukan cinta. awalnya Minke mendekati gadis ini karena tantangan dari Suurhoof namun entah apa gerangan seperti gayung bersambut ternyata annelies juga menyukai Minke.

Sejak kedatangan Minke kerumah tersebut annelies sering sakit karena merindukan minke dan singkat cerita Minke diminta oleh Nyai Ontosoroh untuk tinggal di sana bersama annelies. sebab Annelies selain sebagai anak, ia juga merupakan Orang yang penting bagi kelangsungan usaha Nyai Ontosoroh sehingga kesembuhannya adalah mutlak. Sebab hal tersebut terdengarlah desas desus akan minke yang mana menurut umum tindakannya kurang patut. Seorang terpelajar hidup dirumah Nyai-nyai, apalagi ia anak seorang Bupati. Dan semenjak itu ia dijauhi oleh kawan sekolahnya karena hasutan dari Suurhoof yang iri dengannya karena mendapatkan annelies, namun Minke tak ambil pusing dengan itu. Hingga akhirnya ia mendapat isu akan dibunuh oleh Kakak Annelies yang membenci pribumi. Dan minke pun menghindar untuk tak tinggal di rumah nyai itu lagi. Sehingga annelies kembali sakit-sakitan karena obsesinya pada Minke yang berlebihan itu. Tapi beberapa waktu berselang akhirnya mereka berdua kembali bersama dan beberapa bulan kemudian menikah setelah kelulusan Minke Dari H.B.S.

Pada Suatu waktu timbullah persoalan bahwa perusahaan Nyai ontosoroh yang memang sebelumnya merupakan perusahaan dari mendiang suaminya (mati diracun seorang tionghoa) menerima gugatan dari anak Sah Herman mallema dengan istrinya yang tinggal di belanda. Disinilah perjuangan dan usaha dilakukan dengan segala upaya untuk menggagalkan upaya tersebut. Sebab menurut Nyai Ontosoroh, perusahaan tersebut sudahlah menjadi miliknya sebab sudah lama si Herman mallema itu menelantarkan perusahaan, sedang yang menangani dan mengembangkan usahanya sehingga besar selama ini hanyalah ia bersama annelies semata. Minke pun tak tinggal diam, dengan keahlian profesional dalam jurnalistik. Ia melakukan perlawanan dengan tulisan-tulisannya. Segala daya upaya dikerahkan oleh Nyai Ontosoroh dan Minke, namun sayang pribumi selalu disalahkan dalam hukum belanda yang tidak adil. Dan akhirnya perusahaan pun disita oleh pengadilan belanda sedangkan Annnelies harus dipulangkan ke Belanda. sebab menurut hukum belanda ia adalah orang belanda, bukan pribumi. meskipun jikalau bisa memilih, Annelies lebih bahagia untuk menjadi pribumi saja. sehingga bisa membersamai Ibu kandung dan suami tercintanya.

Cerita dalam buku ini begitu indah,menarik dan berbobot. Penggunaan tata bahasa dan pemilihan kata begitu baik sehingga memudahkan memahami alur ceritanya serta enak untuk dibaca. Banyak sekali nilai dan pesan pesan bernuansa humanisme dalam Roman ini. Sungguh ini merupakan karya yang layak untuk dibaca dan dikoleksi. Demikianlah, semoga sedikit resensi ini bisa menjadi gambaran awal sebelum anda untuk membeli buku aslinya.

Wednesday, August 3, 2016

Apa itu Gladi Bumi ?

Ketika menjadi mahasiswa baru tentu yang bakalan ada dalam pikiran kita adalah Ospek. Ya ospek merupakan sarana untuk memperkenalkan mahasiswa baru mengenai apa-apa saja yang ada di kampus tersebut. Tujuan diadakannya ospek sebenarnya baik, namun mungkin selama ini ada beberapa orang yang memanfaatkan masa-masa ospek untuk hal - hal yang kurang terpuji. Sehingga kerap terdengar bahwa ospek diidentikan dengan perpeloncoan. meskipun dalam kenyataannya tidak sepenuhnya benar.

Sekedar sharing saja bahwa di lingkungan STTNAS, Ospek ada dua Jenis, pertama Ospek dari pihak kampus dan yang kedua dari Jurusan / Himpunan masing - masing. Untuk ospek yang dari pihak kampus, biasanya dilakukan di awal - awal sebelum jadwal kuliah dimulai (Sekitaran akhir Agustus / awal bulan September). sedangkan untuk pihak himpunan (Teknik Geologi) biasanya saat liburan UTS (Oktober-an). Sedangkan untuk jurusan lain sepertinya berbeda jadwalnya.

Ospek untuk jurusan Teknik geologi STTNAS biasa disebut GLADI BUMI. FYI, Gladi Bumi adalah salah satu acara penting sebelum kamu masuk kedalam Himpunan, karena memang untuk menjadi bagian dari Himpunan mahasiswa teknik geologi STTNAS ini itulah syarat mutlaknya. Oh iya, nama untuk HMTG di STTNAS ialah "BUMI". 

HMTG "BUMI" sendiri adalah organisasi jurusan yang menghimpun mahasiswa Teknik Geologi di STTNAS. Dimana di dalam organisasi inilah nantinya teman - teman bisa belajar banyak dalam berorganisasi serta mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat dan keahlian yang ingin / sudah dimiliki. Jikalau sudah mengikuti Gladi bumi dan dinyatakan lulus nanti teman-teman akan mendapatkan JABIG (jaket biru geologi) dan kalian mendapat sebutan JABIGER (Sebutan untuk anggota HMTG ''BUMI"). 

Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan ini selain untuk menghimpun anggota baru, disini pihak Himpunan ingin memperkenalkan akan gambaran mengenai dunia geologi lapangan secara umum. Sehingga teman-teman nanti tidak heran/kaget jikalau sudah menjadi orang geologi. Sebab sudah mengerti apa yang akan dilalui jika memilih jalan di bidang geologi. Dalam acara ini nanti teman-teman juga akan mendapatkan materi pembelajaran semacam kuliah lapangan sederhana oleh beberapa dosen perwakilan. Dan yang terpenting diharapkan dengan adanya acara ini bahwa semua anggota baru bisa selayaknya saudara, Satu hati dan seperjuangan. Agar kelak menjadi motor penggerak ilmu geologi pada umumnya dan himpunan Pada khususnya dalam kepengurusan selanjutnya.

Untuk Gladi Bumi biasanya dilakukan di daerah Parangtritis Selama 2,5 hari. gambaran acara ialah nanti teman-teman akan melakukan semacam foot trip lapangan yang akan didampingi oleh teman-teman Jabiger yang sudah berpengalaman sebagai pendamping dan pemandu jalan selama 2 hari (Nanti akan diberikan peta panduan perjalanannya). Nanti akan melewati berbagai keadaan geologi dan disana bisa melihat keadaan geologinya. Dan garis finisnya adalah di daerah parangtritis sebelah timur untuk mengambil JABIG. Setelah itu teman-teman resmi menjadi anggota HMTG"BUMI" dan kemudian 0,5 harinya teman - teman tinggal persiapan untuk pulang saja dan bisa menikmati suasana parangtritis. 

Itulah sedikit bocoran untuk kegiatan ini, banyak hal-hal yang luar biasa akan teman-teman dapatkan selama kegiatan ini. yang terpenting lakukanlah semua rangkaiannya dengan gembira dan pikiran terbuka. Kamu akan paham hal ini setelah lulus melewatinya. Dan bagi saya sendiri, tentu inilah salah satu moment dalam hidup yang susah terlupakan. Semoga teman-teman bisa mengambil manfaat dari sedikit cerita dari tulisan ini. terima kasih dan selamat bergabung di himpunan kita.
Kalo ingin informasi selanjutnya bisa lihat di FB himpunan : Official Facebook HMTG"BUMI"

Tuesday, August 2, 2016

Jadi Maba di Teknik Geologi STTNAS / ITNY

Saat menulis ini aku sudah semester 7, jadi sebenarnya hanya ingin bagi cerita saja siapa tahu ada adik-adik yang lagi nyari info tentang kampus ini.

Aku daftar di STTNAS / ITNY pada tahun 2013. Setelah sebelumnya mengambil keputusan untuk resign dari tempat kerja di Kalimantan. Tiga tahun merantau untuk mengumpulkan dana kuliah. Setelah melewati berbagai pertimbangan, maka pilihanku adalah Teknik Geologi di STTNAS / ITNY. Awalnya aku benar-benar minim informasi tentang kampus ini, hanya bermodal browsing aja di komputer kantor tempat kerja serta informasi dari kawan SMA yang sudah kuliah disana. Dari Pontianak ke Jakarta, tiga hari di UI aku membatalkan niat untuk kuliah disana dan membulatkan tekat untuk memilih Jogja saja yang biaya hidupnya lebih terjangkau. 

STTNAS / ITNY merupakan salah satu perguruan tinggi di Jogja yang memiliki prodi Teknik Geologi, selain UGM,UPN Veteran dan IST AKPRIND. Lokasinya di Jogja bagian timur (meski secara administrasi masuk Kab.Sleman), tepatnya jalan Babarsari (Kawasan Kampus) yang populer di Jogja. Jurusan Geologi di kampus ini memposisikan diri sebagai Kampus Gunungapi jadi lebih mengarah ke Geologi mineral (Hardrock) meski demikian bagi yang suka Geologi Migas (Softrock) tetap ada dosen yang bisa diandalkan untuk bidang tersebut.

STTNAS / ITNY tiap tahun kurang lebih untuk jurusan teknik Geologi membuka kuota pendaftaran kurang lebihnya 100-150an mahasiswa. Beberapa tahun belakangan memang banyak yang berminat masuk ke sini dan sering over kuota pendaftaran. Cerita jadi maba, dulu masih ada perpeloncoan (dikerjain sama kakak tingkat). Namun setelah tahunku, ospek seperti itu sudah dilarang dan diganti dengan orientasi mahasiswa biasa yang cuma memperkenalkan seluk beluk kampus bahkan ada trip ke tempat wisata di sekitaran Jogja. Ospek sekarang lebih banyak pada kegiatan mendidik dan positif. Namun tak bisa dipungkiri pula kalo jadi maba memang harus tahu diri. Mentang-mentang ada pelarangan perpeloncoan, jadi seenaknya saja saat ospek melanggar ini itu.  

Dulu sebelum mutusin kuliah disini, saya dapat saran dari keluarga kalau"Kuliah dimana pun itu tergantung orangnya, mau negeri / swasta semua kembali ke pribadinya juga. Memang bila dibanding dengan negeri mereka akan lebih banyak fasilitas penunjangnya. Namun kuliah di negeri bukan jaminan. Yang menjadi jaminan adalah keseriusan kamu dalam kuliah itu sendiri dan berusaha proaktif untuk mencari sumber pembelajaran dimanapun". Kuliah bukan seperti SMA lagi yang semua diatur dan di jejali oleh guru dan orang tua. Saat Kuliah kamu memegang tanggung jawab akan dirimu, semua kamu yang menentukan dan mengarahkan.


Jadi jangan berkecil hati masuk di kampus swasta / PTS, apalagi di Jogja. Banyak sekali peluang dan kesempatan yang bisa kamu lakukan untuk mengembangkan diri. Mengenai Kampus STTNAS / ITNY, kamu gak perlu ragu banyak mahasiswa berprestasi di kampus ini. Info terbaru dari teman-teman Himpunan, tim Geologi kami menjadi juara 2 GEOSC 2016 (Tingkat Nasional) yang merupakan acara bergengsi tahunan dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), menyisihkan UGM di juara 3 dan kalah 1 point saja dari ITB sebagai juara 1. 

Malam Inagurasi 2015

Trip Ke museum di Prambanan